Ibnu `Abbas berkata: Awal mula Jibril datang di gua Hira', Nabi Muhammad SAW takut kepadanyadan Nabi menyangka bahwa dirinya kemasukan jin. Maka dalam keadaan gemetar Nabi Muhammad SAW pulang meninggalkan gua Hira'. Setiba di rumah beliau berkata "Selimutilah aku, selimutilah aku". Sedang Nabi dalam keadaan berselimut Jibril pun datang kepadanya dengan menyampaikan ayat-ayat ini.
(Hai orang yang berselimut) yakni Nabi Muhammad. Asal kata al-muzzammil ialah al-mutazammil,kemudian huruf ta diidghamkan kepada huruf za sehingga jadilah al-muzzammil, artinya, orang yang menyelimuti dirinya dengan pakaian sewaktu wahyu datang kepadanya karena merasa takut akan kehebatan wahyu itu.
2. Bangunlah di malam hari, kecuali sedikit.
Allah memerintahkan Nabi-Nya yang sedang berselimut supaya mendirikan salat malam seluruhnya atau sebagiannya. Seruan Allah kepada Nabi Muhammad SAW didahului dengan kata-kata "Hai orang yang berselimut".
3.Satu perduanya atau kurangilah daripadanya sedikit.
Allah menerangkan dengan perkataan sebagian, yaitu berupa separuh atau lebih. Jelasnya Allah menyerahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memilih waktu melakukan salat malam. Ia dapat memilih antara sepertiga. seperdua dan dua pertiga malam. Maka Allah memberi kebebasan kepada Muhammad SAW untuk memilih waktu-waktu tersebut. Yang dimaksud dengan sepertiga malam menurut waktu Indonesia ialah kira-kira antara jam 10 dan jam 11 malam, seperdua malam ialah waktu antara jam 12 dan 1 malam dan dua pertiga malam ialah waktu antara jam 2 dan 3 sampai sebelum fajar.
(Yaitu seperduanya) menjadi badal dari lafal qaliilan; pengertian sedikit ini bila dibandingkan dengan keseluruhan waktu malam hari (atau kurangilah daripadanya) dari seperdua itu (sedikit) hingga mencapai sepertiganya.
4. Atau lebih daripadanya. Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan- lahan.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah akan menurunkan Alquran kepada Muhammad SAW yang di dalamnya terdapat perintah-perintah dan larangan Allah; yang merupakan beban yang berat, baik terhadap Muhammad SAW maupun terhadap pengikutnya. Beban yang berat itu tidak ada yang mau memikulnya kecuali orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah.
6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih mantap dan bacaan lebih berkesan.
Ayat ini menegaskan bahwa ibadah yang dilakukan pada malam hari sangat mantap, baik di hati maupun di lidah sebab bacaan ayat-ayat itu lebih jelas dibandingkan pada bacaan pada siang hari di saat manusia sedang disibukkan oleh urusan-urusan penghidupan.
7. Sesungguhnya bagi engkau pada siang hari, urusan yang panjang
Ayat ini memerintahkan supaya Muhammad SAW dapat membedakan antara suasana melakukan ibadah pada siang hari dan pada malamnya, saat ketenangan jiwa bermunajat kepada Tuhan, menghendaki kebebasan pikiran; sedangkan kesibukan yang terdapat pada siang hari membuat perhatian Muhammad SAW tidak dapat berpusat kepada kesibukan menjalankan risalah Tuhannya.
8. Sebutlah nama Rab (Tuhan) engkau, dan beribadahlah kepada-Nya (kepada Allah) dengan sebenar-benar ibadah.
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Muhammad SAW supaya senantiasa mengingat Allah, baik siang maupun malam dengan bertasbih, bertahmid, bertakbir, salat dan membaca Alquran sehingga ia dapat melenyapkan dari hatinya segala sesuatu yang melalaikan perintah-perintah Allah.
(Sebutlah nama Rabbmu) katakanlah bismillahirrahmanirrahiim di awal bacaan Alquranmu (dan curahkanlah) kerahkanlah dirimu (untuk beribadat kepada-Nya dengan ketekunan yang penuh) lafal tabtiilan ini adalah mashdar dari lafal batula, sengaja didatangkan demi untuk memelihara fawashil, dan merupakan lafal yang berakar dari lafal tabattul.
9. Rab (Tuhan) masyrik dan maghrib, tiada Ilah (Tuhan) melainkan Dia (Allah), maka ambillah Dia (Allah) sebagai pelindung.
(Q.S. Hud: 123)
0 ungkapan:
Post a Comment