11.Dan biarkanlah Aku sahaja membalas orang-orang yang mendustakan (bawaanmu) itu, orang-orang yang berada dalam kemewahan dan berilah tempoh kepada mereka sedikit masa;
(Dan biarkanlah Aku) maksudnya biar Aku saja yang bertindak (terhadap orang-orang yang mendustakan itu) lafal al-mukadzdzibiin diathafkan kepada maf`ul atau kepada maf'ul ma`ah. Maknanya Akulah yang akan bertindak terhadap mereka; mereka adalah pemimpin-pemimpin kaum Quraisy (orang-orang yang mempunyai kemewahan) kemewahan hidup (dan beri tangguhlah mereka barang sebentar) dalam jangka waktu yang tidak lama, dan ternyata selang beberapa waktu kemudian, akhirnya mereka mati terbunuh dalam perang Badar.
12. Kerana sesungguhnya di sisi Kami disediakan (untuk mereka) belenggu-belenggu dan Neraka yang menjulang-julang,
13. Serta makanan yang menjadikan pemakannya tercekik dan azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
14. (Azab itu tetap berlaku) pada hari bumi dan gunung-ganang bergoncang (serta hancur lebur) dan menjadilah gunung-ganang itu timbunan pasir yang mudah bersepah.
Ayat ini menerangkan bahwa azab tersebut terjadi pada hari di mana bumi dan gunung berguncang sekeras-kerasnya sehingga gunung dan bukit menjadi berserakan, bercerai berai seperti tumpukan pasir yang beterbangan.
15. Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (wahai umat Muhammad), seorang Rasul yang menjadi saksi terhadap kamu (tentang orang yang mematuhi atau menolak seruannya), sebagaimana Kami telah mengutus kepada Firaun seorang Rasul.
16. Maka Firaun menderhaka kepada Rasul itu, lalu Kami menyeksakannya dengan azab seksa yang seberat-beratnya.
2 ayat ini menerangkan bahwa Allah telah mengutus kepada penduduk Mekah seorang Rasul yaitu Muhammad SAW untuk membawa mereka kepada jalan yang benar dan menjadi saksi atas mereka pada Hari Kiamat tentang sesuatu yang berhubungan dengan sikap mereka, baik mengenai ajakan Rasul atau menolaknya, sebagaimana Allah mengutus seorang Rasul kepada Firaun dan kaumnya ke jalan yang benar. Akan tetapi Firaun menentang kerasulan Musa A.S. karena itu Allah membinasakannya beserta pengikut-pengikutnya dengan menenggelamkan mereka ke dalam lautan. Oleh sebab itu hendaklah orang-orang penduduk Mekah mengambil pelajaran dari peristiwa ini.
17. (Sekiranya kamu tidak ditimpa azab di dunia), maka bagaimana kamu dapat menjaga dan menyelamatkan diri kamu kalau kamu kufur ingkar (dari azab) hari yang huru-haranya menyebabkan kanak-kanak menjadi tua beruban?
Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang kafir tidak takut kepada datangnya Hari Kiamat; sedang pada hari itu mereka tidak akan merasa aman oleh sebab kekafiran mereka. Mereka tidak sanggup menolak azab Tuhan pada hari yang sangat dahsyat itu yang menjadikan anak-anak muda beruban. Langitpun pada hari itu pecah belah. Hal itu menunjukkan sangat dahsyatnya hari tersebut. Kedatangan hari tersebut, yaitu turunnya azab Tuhan kepada orang kafir dan ganjaran Tuhan berupa nikmat kepada orang mukmin, adalah janji Tuhan yang pasti dipenuhi-Nya. Karena Allah tidak memungkiri janji-Nya.
18. Langit (yang demikian besarnya) akan pecah belah dengan sebab kedahsyatan hari itu. (Ingatlah), janji Allah adalah perkara yang tetap dilakukanNya.
Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang kafir tidak takut kepada datangnya Hari Kiamat; sedang pada hari itu mereka tidak akan merasa aman oleh sebab kekafiran mereka. Mereka tidak sanggup menolak azab Tuhan pada hari yang sangat dahsyat itu yang menjadikan anak-anak muda beruban. Langitpun pada hari itu pecah belah. Hal itu menunjukkan sangat dahsyatnya hari tersebut. Kedatangan hari tersebut, yaitu turunnya azab Tuhan kepada orang kafir dan ganjaran Tuhan berupa nikmat kepada orang mukmin, adalah janji Tuhan yang pasti dipenuhi-Nya. Karena Allah tidak memungkiri janji-Nya.
19. Sesungguhnya (keterangan-keterangan yang mengandungi amaran) ini menjadi peringatan oleh itu sesiapa yang mahukan kebaikan dirinya dapatlah dia mengambil jalan yang membawa kepada Tuhannya (dengan iman dan taat).
20. Sesungguhnya Tuhanmu (wahai Muhammad) mengetahui bahawasanya engkau bangun (sembahyang Tahajjud) selama kurang dari dua pertiga malam dan selama satu perduanya dan selama satu pertiganya dan (demikian juga dilakukan oleh) segolongan dari orang-orang yang bersama-samamu (kerana hendak menepati perintah yang terdahulu); padahal Allah jualah yang menentukan dengan tepat kadar masa malam dan siang. Dia mengetahui bahawa kamu tidak sekali-kali akan dapat mengira dengan tepat kadar masa itu, lalu Dia menarik balik perintahNya yang terdahulu (dengan memberi kemudahan) kepada kamu; oleh itu bacalah mana-mana yang mudah kamu dapat membacanya dari Al-Quran (dalam sembahyang). Dia juga mengetahui bahawa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan yang lainnya orang-orang yang musafir di muka bumi untuk mencari rezeki dari limpah kurnia Allah dan yang lainnya lagi orang-orang yang berjuang pada jalan Allah (membela agamaNya). Maka bacalah mana-mana yang sudah kamu dapat membacanya dari Al-Quran dan dirikanlah sembahyang serta berikanlah zakat dan berilah pinjaman kepada Allah sebagai pinjaman yang baik (ikhlas) dan (ingatlah), apa jua kebaikan yang kamu kerjakan sebagai bekalan untuk diri kamu, tentulah kamu akan mendapat balasannya pada sisi Allah, -sebagai balasan yang sebaik-baiknya dan yang amat besar pahalanya dan mintalah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
(Sesungguhnya Rabbmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri, salat, kurang) kurang sedikit (dari dua pertiga malam, atau seperdua malam, atau sepertiganya) jika dibaca nishfihi dan tsulutsihi berarti diathafkan kepada lafal tsulutsay; dan jika dibaca nishfahu dan tsulutsahu berarti diathafkan kepada lafal adnaa. Pengertian berdiri atau melakukan salat sunat di malam hari di sini pengertiannya sama dengan apa yang terdapat di awal surah ini, yakni sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah kepadanya (dan segolongan dari orang-orang yang bersama kamu) lafal ayat ini diathafkan kepada dhamir yang terkandung di dalam lafal taquumu, demikian pula sebagian orang-orang yang bersamamu. Pengathafan ini diperbolehkan sekalipun tanpa mengulangi huruf taukidnya, demikian itu karena mengingat adanya fashl atau pemisah. Makna ayat secara lengkap, dan segolongan orang-orang yang bersama kamu yang telah melakukan hal yang sama. Mereka melakukan demikian mengikuti jejak Nabi saw. sehingga disebutkan, bahwa ada di antara mereka orang-orang yang tidak menyadari berapa rakaat salat malam yang telah mereka kerjakan, dan waktu malam tinggal sebentar lagi. Sesungguhnya Nabi saw. selalu melakukan salat sunah sepanjang malam, karena demi melaksanakan perintah Allah secara hati-hati. Para sahabat mengikuti jejaknya selama satu tahun, atau lebih dari satu tahun, sehingga disebutkan bahwa telapak-telapak kaki mereka bengkak-bengkak karena terlalu banyak salat. Akhirnya Allah swt. memberikan keringanan kepada mereka. (Dan Allah menetapkan) menghitung (ukuran malam dan siang. Dia mengetahui bahwa) huruf an adalah bentuk takhfif dari anna sedangkan isimnya tidak disebutkan, asalnya ialah annahu (kalian sekali-kali tidak dapat menentukan batas waktu-waktu itu) yaitu waktu malam hari. Kalian tidak dapat melakukan salat malam sesuai dengan apa yang diwajibkan atas kalian melainkan kalian harus melakukannya sepanjang malam. Dan yang demikian itu memberatkan kalian (maka Dia mengampuni kalian) artinya, Dia mencabut kembali perintah-Nya dan memberikan keringanan kepada kalian (karena itu bacalah apa yang mudah dari Alquran) dalam salat kalian (Dia mengetahui, bahwa) huruf an adalah bentuk takhfif dari anna, lengkapnya annahu (akan ada di antara kalian orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi) atau melakukan perjalanan (mencari sebagian karunia Allah) dalam rangka mencari rezeki-Nya melalui berniaga dan lain-lainnya (dan orang-orang yang lain lagi, mereka berperang di jalan Allah) ketiga golongan orang-orang tersebut, amat berat bagi mereka hal-hal yang telah disebutkan tadi menyangkut salat malam. Akhirnya Allah memberikan keringanan kepada mereka, yaitu mereka diperbolehkan melakukan salat malam sebatas kemampuan masing-masing. Kemudian ayat ini dinasakh oleh ayat yang mewajibkan salat lima waktu (maka bacalah apa yang mudah dari Alquran) sebagaimana yang telah disebutkan di atas (dan dirikanlah salat) fardu (tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah) seumpamanya kalian membelanjakan sebagian harta kalian yang bukan zakat kepada jalan kebajikan (pinjaman yang baik) yang ditunaikan dengan hati yang tulus ikhlas. (Dan kebaikan apa saja yang kalian perbuat untuk diri kalian, niscaya kalian akan memperoleh balasannya di sisi Allah sebagai balasan yang jauh lebih baik) dari apa yang telah kalian berikan. Lafal huwa adalah dhamir fashal. Lafal maa sekalipun bukan termasuk isim makrifat akan tetapi diserupakan dengan isim makrifat karena tidak menerima takrif (dan yang paling besar pahalanya. Mohonlah ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) kepada orang-orang mukmin.
p/s; tutor, PAH esok....lalala~~
0 ungkapan:
Post a Comment